Recent

Text Widget

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Follow Us

Page

Diberdayakan oleh Blogger.

Tabs

Flexible Home Layout

Arsip Blog

Sub menu section

Main menu section

Minggu, 31 Maret 2013

Polimer Buatan (Sintetis)

Pengertian Polimer Buatan (Sintetis)

Polimer sintetis adalah polimer buatan manusia. Dari sudut pandang kegunaan, polimer dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori utama. Jenis-jenis polimer sintetis ada 4 macam yaitu termoplastik, termoset, elastomer dan serat sintetis. polimer sintetis ditemukan umumnya dalam berbagai produk seperti uang, lem super, pelapis dll. Berbeda dengan polimer alam yang terjadi melalui polimerisasi kondensasi, polimer buatan terjadi karena proses polimerisasi adisi.

Polimer sintetis dibuat dengan berbagai variasi pada susunan rantai utama dan rantai samping. Tulang punggung polimer sintetis seperti plastik, polistirena, dan poliakrilat terdiri dari atom karbon yang saling berikatan, sedangkan polimer rantai hetero seperti poliamida, poliester, poliuretan, polisulfida dan polikarbonat mengandung unsur-unsur lain seperti oksigen, belerang, dan nitrogen yang disisipkan di sepanjang tulang punggung. Silikon terdapat pada tulang punggung polimer siloksana, dan polisiloksana tersebut tidak memiliki atom karbon. Maka dari itu polisiloksana disebut dengan polimer anorganik. Polimer koordinasi mengandung berbagai logam pada susunan tulang punggung, yang terhubung melalui ikatan non-kovalen.

Contoh Polimer Buatan

Polimer anorganik

Polisiloksana
Siloksana adalah gugus fungsional dalam kimia organosilikon dengan rantai Si-O-Si. Induk siloksana termasuk hidrida oligomer dan polimerik dengan rumus H(OSiH2)nOH dan (OSiH2)n. Siloksana juga termasuk senyawa bercabang. Ciri siloksana adalah setiap pasangan silikon pusat dipisahkan oleh satu atom oksigen. Contoh polisiloksana adalah polidimetilsiloksana.

Polifosfazena
Polifosfazenamerupakan polimer gabungan anorganik-organik dengan sejumlah susunan tulang punggung berbeda yang mengandung fosfor dan nitrogen. Hampir semua molekul berisi dua gugus samping organik atau organologam melekat pada setiap atom fosfor. Rumus umumnya adalah (N=PR1R2)n, di mana R1 dan R2 merupakan gugus samping organik atau organologam.

Polimer organik

Polipropilena
Polipropilena (PP), juga dikenal sebagai polipropena, adalah polimer termoplastik yang digunakan untuk keperluan, tekstil (misalnya, tali, pakaian, dan karpet, alat tulis, peralatan laboratorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer). Polimer yang terbuat dari monomer propilena bersifat kasar dan tahan terhadap pelarut kimia, asam dan basa.

contoh polipropilena

Polistirena
Polistirena merupakan polimer sintetis aromatik yang terbuat dari monomer stirena. Polistirena merupakan salah satu plastik yang paling banyak digunakan, dengan skala produksi beberapa miliar kilogram per tahun. Polistirena mempunyai sifat alami transparan, namun dapat diwarnai dengan pewarna tertentu. Penggunaan termasuk kemasan pelindung dan wadah (seperti tutup, botol, nampan, gelas, dan sendok garpu sekali pakai yang sering disebut stirofoam).

contoh polimer polistirena

Sebagai polimer termoplastik, polistirena bersifat glassy pada suhu kamar tetapi meleleh jika dipanaskan di atas sekitar 100° C yang merupakan temperatur transisi gelas polistirena. Polistirena menjadi kaku kembali ketika didinginkan.
Publisher: Unknown - 17.00

Sabtu, 30 Maret 2013

Polimer Alam

Pengertian Polimer Alam

Polimer adalah molekul raksasa dengan massa molar mulai dari ribuan hingga jutaan. Polimer banyak ditemukan di alam. Polimer alam merupakan polimer yang terbentuk karena adanya reaksi kondensasi yang terjadi secara alami.

Contoh Polimer Alam

Polimer alam sangat banyak dan tersebar di muka bumi. Contoh polimer alam adalah pati, amilopektin, glikogen, selulosa, kitin, protein, asam-asam inti (asam nukleat), dan karet alam.

Pati

Pati merupakan polimer kondensasi yang terdiri dari ratusan monomer glukosa, yang melibatkan molekul air saat glukosa-glukosa tersebut bergabung secara kimiawi. Pati disebut sebagai polisakarida, karena merupakan polimer dari glukosa monosakarida.


Molekul pati mengandung dua jenis polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilopektin merupakan komponen pati utama dalam kebanyakan tanaman, dengan persentase sekitar tiga-perempat dari total pati dalam tepung terigu. Amilosa adalah polimer rantai lurus dengan rata-rata sekitar 200 unit per molekul glukosa.  Sebuah molekul amilopektin memiliki 1000 molekul glukosa yang tersusun menjadi rantai yang bercabang, dengan cabang terjadi setiap 24 sampai 30 unit glukosa. Hidrolisis amilopektin secara sempurna akan menghasilkan glukosa, sedangkan hidrolisis sebagian menghasilkan campuran yang disebut dekstrin, yang digunakan sebagai zat aditif makanan.

Glikogen

Glikogen merupakan cadangan energi pada hewan, seperti halnya pati dalam tanaman. Struktur glikogen mirip dengan struktur amilopektin. Bedanya adalah dalam molekul glikogen, percabangan ditemukan di setiap 12 unit glukosa. Glikogen disimpan dalam hati dan jaringan otot rangka.

Selulosa

Selulosa adalah senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Bentuk murni dari senyawa selulosa adalah kapas. Bagian berkayu dari pohon yang bisa dibuat kertas, bahan pendukung dalam tanaman dan daunnya juga mengandung selulosa. Seperti amilosa, selulosa merupakan polimer yang tersusun monomer glukosa. Perbedaan antara selulosa dan amilosa terletak pada ikatan antara unit glukosa. Sudut ikatan sekitar atom oksigen yang menghubungkan cincin glukosa adalah 180° pada selulosa dan 120° pada amilosa. Manusia tidak memiliki enzim untuk memecah selulosa menjadi glukosa. Dengan demikian, selulosa tidak dapat dikonsumsi manusia. Di sisi lain, rayap, beberapa spesies kecoa, dan mamalia ruminansia seperti sapi, domba, kambing, dan unta mampu mencerna selulosa.

Kitin

Kitin adalah suatu polisakarida yang mirip dengan selulosa, dengan persen kelimpahan nomor dua setelah selulosa. Kitin ada dalam dinding sel jamur dan merupakan substansi mendasar dalam eksoskeletons dari crustasea, serangga, dan laba-laba. Struktur kitin sangat identik dengan selulosa. Perbedaannya adalah ada penggantian gugus OH pada karbon C-2 dari masing-masing unit glukosa dengan sebuah gugus -NHCOCH3. Sumber utama kitin adalah cangkang kerang. Penggunaan komersial dari kitin meliputi plastik pmbungkus makanan.

Protein

Semua protein merupakan polimer kondensasi dari asam amino. Sebuah jumlah besar protein ada di alam. Sebagai contoh, tubuh manusia diperkirakan memiliki 100.000 protein yang berbeda. Semua protein berasal dari hanya dua puluh macam asam amino. Satu molekul air terbentuk saat proses reaksi kondensasi antara gugus asam karboksilat dengan gugus amino. Hasil reaksi tersebut adalah terbentuk ikatan peptida. Dengan demikian protein disebut sebagai polipeptida karena mengandung sekitar lima puluh sampai ribuan residu asam amino yang terikat oleh ikatan peptida.

Asam nukleat

Asam nukleat merupakan polimer kondensasi. Setiap unit monomer dalam asam nukleat terdiri dari satu gula sederhana, satu gugus asam fosfat, dan satu dari sekelompok senyawa nitrogen heterosiklik yang berperilaku kimia sebagai basa. Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) yang mana merupakan gudang informasi genetik, dan asam ribonukleat (RNA), yang bertugas mentransfer informasi genetik dari DNA sel ke sitoplasma, di mana sintesis protein terjadi. Monomer yang digunakan untuk membuat DNA dan RNA disebut nukleotida. Nukleotida DNA terdiri dari gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan salah satu dari empat basa yang berbeda yaitu adenin, sitosin, guanin, atau timin. Pada RNA tidak terdapat timin, melainkan urasil.

Karet alam

Karet alam adalah polimer yang terdiri dari adisi ribuan unit monomer isoprena. Karet diperoleh dari pohon Hevea brasiliensis dalam bentuk lateks. Perbedaan antara karet alam dan polimer alam lain adalah bentuk geometris dari molekul poliisoprena. Gugus -CH2 bergabung oleh ikatan rangkap dengan konfigurasi cis, sedangkan polimer yang lain menggunakan konfigurasi trans. Perbedaan struktur tersebut sangat berpengaruh terhadap elastisitas.
Publisher: Unknown - 17.00

Jumat, 29 Maret 2013

Morfologi Polimer

Kristalinitas

Ketika diterapkan pada polimer, istilah kristalin memiliki pengertian yang ambigu. Biasanya istilah kristalin digunakan dalam metode kristalografi konvensional, yaitu pada molekul-molekul anorganik yang biasanya berupa padatan atau logam. Jika membahas masalah kristalinitas, maka akan muncul dua macam istilah yaitu kristalin dan amorf. Suatu polimer secara luas dapat disebut kristalin jika mempunyai sederetan keteraturan tiga dimensi yang biasanya disebabkan oleh adanya lipatan intramolekul atau susunan rantai yang berdekatan. Sedangkan amorf mempunyai pengertian ketidakteraturan susunan dalam struktur polimer. Polimer sintetis dapat terdiri dari daerah kristalin dan amorf. Derajat kristalinitas dapat dinyatakan dalam fraksi berat atau fraksi volume daerah kristalin. Hanya sedikit sekali polimer yang seluruhnya kristalin.

polimer amorf kristalin
Kristalinitas polimer ditandai dengan derajat kristalinitas, mulai dari nol untuk polimer sepenuhnya amorf sampai satu untuk polimer yang sepenuhnya kristalin. Polimer dengan daerah mikrokristalin umumnya lebih keras (bisa ditempa tanpa pecah) dan lebih tahan benturan daripada polimer amorf.

Polimer dengan derajat kristalinitas mendekati nol atau satu akan cenderung transparan. Sedangkan polimer dengan derajat kristalinitas menengah akan cenderung buram karena hamburan cahaya oleh daerah kristalin atau glassy. Jadi untuk beberapa polimer, peningkatan transparansi dapat dilakukan dengan pengurangan kristalinitas.

Konformasi Rantai

Ruang yang ditempati oleh molekul polimer umumnya dinyatakan dalam radius girasi, yang merupakan jarak rata-rata dari pusat massa rantai sampai rantai itu sendiri. Atau dapat dinyatakan dalam hal volume rembesan, yang merupakan volume larutan direntang oleh rantai polimer dan timbangan dengan kubus dari jari-jari rotasi.
Publisher: Unknown - 17.00

Kamis, 28 Maret 2013

Transisi Gelas

Pengertian Transisi Gelas

Transisi gelas adalah suatu kisaran temperatur yang bersifat sempit, dimana di bawah temperatur tersebut polimer bersifat glassy, dan di atas temperatur tersebut polimer bersifat rubbery. Temperatur transisi gelas merupakan salah satu sifat polimer. Apakah polimer bersifat glassy atau rubbery sangat tergantung pada temperatur apakah di atas atau di bawah temperatur transisi gelas. Dengan kata lain, masing-masing polimer akan mempunyai temperatur transisi gelas yang karakteristik.

Faktor yang Mempengaruhi Transisi Gelas

Volume bebas polimer

Volumer bebas (free volume) polimer adalah volume dari polimer yang tak terhuni oleh molekul polimer itu sendiri. Dengan kata lain, ada kekosongan dalam volume polimer. Rumus umum volume bebas polimer adalah:
vf = v –vs
dimana
vf = volume bebas polimer
vs = spesifik dari polimer
v = volume molekul polimer.

Semakin tinggi vf makin banyak ruang bagi molekul untuk bergerak dan makin rendah transisi gelas.
Telah diperkirakan bahwa untuk sebuah polimer vf/v =0,025 pada transisi gelas.

Gaya tarik antar molekul

Makin kuat molekul polimer terikat satu sama lain, makin besar energi termal yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan. Karena parameter kelarutan (δ) merupakan ukuran gaya intermolekuler, maka transisi gelas meningkat dengan δ. Sebagai contoh, poliakrilonitril memiliki ikatan sekunder antara rantai yang sangat kuat, sehingga mempunyai transisi gelas yang lebih tinggi dari temperatur degradasi.

Mobilitas internal rantai

Mobilitas internal rantai adalah keleluasaan molekul untuk berotasi di sekitar ikatannya.

Kekakuan rantai

Rantai yang sulit menggulung dan melipat akan mempunyai transisi gelas lebih tinggi. Kekakuan ini biasanya diikuti dengan tingginya Eo, sehingga susah memisahkan dampak gaya tarik antar molekul dan mobilitas internal rantai. Rantai utama dengan ikatan pararel dalam tulang punggung polimer dan ikatan aromatik mengakibatkan rantai kaku dan oleh karena itu temperatur gelas tinggi.

Panjang rantai

Transisi gelas akan bervariasi sesuai dengan panjang rantai polimer.
Publisher: Unknown - 17.00

Rabu, 27 Maret 2013

Sifat Kimia Polimer

Gaya tarik menarik antara rantai polimer memainkan peranan yang besar terhadap sifat polimer. Karena rantai polimer sangat panjang, gaya antar rantai menjadi berlipat ganda dibandingkan tarik-menarik antara molekul biasa. Gugus samping yang berbeda dapat mengakibatkan polimer berikatan ion atau ikatan hidrogen pada rantai yang sama. Semakin kuat gaya akan berakibat pada naiknya kuat tarik, titik leleh, dan tingkat kristalinitas.

ikatan hidrogen polimer

Gaya intermolekuler pada polimer dapat dipengaruhi oleh dipol pada unit monomer. Polimer yang mengandung gugus amida atau karbonil dapat membentuk ikatan hidrogen antara rantai yang berdekatan. Atom hidrogen yang bermuatan positif pada gugus N-H akan tertarik kuat pada oksigen yang bermuatan negatif pada gugus C=O. Ikatan hidrogen yang kuat ini akan berimbas ada naiknya kuat tarik dan titik leleh, misalnya pada polimer yang mengandung uretan atau urea. Poliester mempunyai ikatan dipol-dipol antara atom oksigen pada C=O dengan atom hidrogen pada gugus C-H. Ikatan dipol tidak sekuat ikatan hidrogen, jadi titik leleh poliester lebih rendah, tetapi mempunyai fleksibilitas yang tinggi.

Etena tidak mempunyai dipol permanen. Gaya tarik antara polietilen ditimbulkan karena gaya van der Waals yang lemah. Molekul dapat menjadi kuat karena dikelilingi oleh awan elektron. Pada saat dua rantai polimer mendekat, elektron-elektron kedua molekul akan bertolakan satu sama lain. Akibatnya densitas elektron akan menurun pada satu sisi rantai polimer, membuat dipol positif kecil pada sisi tersebut. Muatan ini tidak cukup untuk untuk menarik rantai polimer lain. Gaya van der Waals bersifat lemah, dengan demikian polietilen mempunyai titik leleh yang rendah dibandingkan polimer lain.
Publisher: Unknown - 17.00

Selasa, 26 Maret 2013

Sifat Mekanik Polimer

Sifat Mekanik Polimer

Sifat mekanik polimer adalah salah satu aspek yang sering banyak dipelajari. Dengan mengetahui sifat polimer, maka akan diketahui polimer tersebut cocok untuk digunakan dalam bidang apa saja. Sifat mekanik polimer yang paling penting yaitu kuat tarik dan elastisitas modulus Young. Penggolongan kualitas mekanik polimer biasanya dilakukan dengan menggunakan parameter kuat putus, kuat tekan, dan modulus Young. Pada umumnya sifat mekanik penting untuk bahan polimer bentuk film adalah kuat lumer (yield strength), kuat putus (strength at break), perpanjangan saat putus (elongation at break), dan modulus Young.

Uji kuat tarik sangat penting untuk mengetahui sifat fisik dan ketahanan. Secara umum, kuat tarik akan meningkat seiring bertambahnya panjang rantai dan ikatan silang pada polimer.


Kuat putus menunjukkan kekuatan akhir bahan polimer yang dihitung dari beban pada saat putus dibagi luas penampang awal spesimen polimer, atau dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan berikut:

σ = F / A
dimana
σ = kuat putus bahan polimer (kgf/mm2)
F = beban pada saat putus (kgf)
A = luas penampang bahan polimer (mm2)

Perpanjangan saat putus (%ε) didapat dari selisih antara panjang pada saat putus dengan panjang mula-mula dan dibagi dengan panjang mula-mula atau dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan:

%ε = [ΔL / Lo] x 100

Bila kecepatan tarik diperkecil, maka perpanjangan bahan akan bertambah, yang mengakibatkan kurva tegangan–regangan menjadi landai sehingga modulus elastiknya menjadi kecil dan batas lumernya tidak jelas. Kecenderungan ini sangat terlihat pada bahan yang fleksibel pada suhu kamar.

Makin tinggi kecepatan tarik maka kuat putus dan modulus elastiknya makin besar, sedangkan perpanjangan menjadi kecil. Dengan demikian kecepatan tarik memberikan pengaruh besar pada sifat mekanik bahan polimer. Oleh karena itu, persyaratan yang ketat harus diperhatikan untuk setiap pengujian suatu bahan polimer.

Pengaruh temperatur terhadap kekuatan tarik polimer termoplastik adalah sangat besar. Jika temperatur dinaikkan maka kekuatan tarik bahan polimer akan turun. Pada batas temperatur tertentu (temperatur lunak, temperatur transisi gelas), deformasi karena tarikan akan meningkat dengan cepat, sedangkan kuat putus dan modulus elastiknya akan menurun.

Sebaliknya di bawah temperatur tersebut kuat putus dan modulus elastik akan meningkat dan perpanjangan pada saat putus akan menurun. Jadi, dalam penentuan sifat mekanik bahan polimer perlu diperhatikan temperatur transisi tersebut (temperatur lunak, temperatur transisi gelas) agar dapat diketahui sifat mekanik bahan polimer yang sesungguhnya.

Pada umumnya pengaruh kelembaban terhadap kekuatan tarik serupa dengan pengaruh temperatur. Meningkatnya kadar air yang terabsorpsi cenderung menghasilkan kurva tegangan-regangan yang serupa dengan pengaruh temperatur.

Dengan meningkatnya air yang terabsorpsi maka kuat putus dan modulus elastik bahan akan menurun, sedangkan perpanjangan saat putus akan meningkat. Polimer temoset dan termoplastik umumnya tidak bersifat higroskopis, sehingga pengaruh kelembaban tidak dapat diamati. Akan tetapi, seringkali diamati bahwa adanya air dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan terjadinya pengurangan modulus elastik.
Publisher: Unknown - 17.00

Senin, 25 Maret 2013

Klasifikasi Polimer

Polimer sangat luas pemanfaatannya di dunia ini. Maka dari itu, polimer banyak dikembangkan sebagai materi baru. Dengan banyaknya jenis polimer, maka sistem klasifikasi polimer akan sangat membantu untuk mengenali jenis polimer. Polimer dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, yaitu:
  1. Berdasarkan sumber atau asal
  2. Berdasarkan struktur
  3. Berdasarkan gaya molekuler
  4. Berdasarkan monomer

Klasifikasi Polimer Berdasarkan Sumber atau Asal

Berdasarkan asalnya, polimer dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:

Polimer alam

Jenis polimer ini terdapat di alam, yaitu pada hewan dan tumbuhan. Sebagai contoh adalah protein, selulosa, dan karet. Polimer alam biasanya terbentuk oleh proses polimerisasi kondensasi.

Polimer semi sintetis

Turunan polimer alam sering disebut sebagai polimer semi sintetis. Sebagai contoh, selulosa asetat adalah turunan selulosa yang terbentuk dari asetilasi selulosa dan digunakan untuk membuat kaca dan film.

Polimer sintesis

Polimer sintesis adalah polimer yang dibuat oleh manusia dan sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari, seperti serat, plastik dan karet buatan. Polimer sintetis (buatan) biasanya terbentuk oleh proses polimerisasi adisi.

Klasifikasi Polimer Berdasarkan Struktur

Polimer linier

Polimer linier adalah polimer yang terbentuk ketika unit monomer bergabung bersama membentuk rantai panjang yang lurus dan menumpuk satu sama lain membentuk struktur kemas, serta disertai penataan. Sebagai contoh adalah polietena, polivinil klorida, dsb. Polimer linier mempunyai titik leleh, kuat tarik dan densitas yang tinggi.

Polimer bercabang

Polimer bercabang adalah polimer linier yang mempunyai cabang berbeda panjang pada rantai utama. Karena adanya percabangan pada rantai utama, polimer jenis ini mempunyai titik leleh, kuat tarik dan densitas yang rendah. Contoh polimer bercabang adalah glikogen.

Polimer jaringan tiga dimensi

Polimer jenis ini merupakan polimer linier yang bergabung bersama membentuk jaringan tiga dimensi. Karena adanya rantai silang pada rantai, polimer ini juga disebut sebagai polimer rantai silang. Sifatnya sangat keras, kaku, dan rapuh. Contoh polimer rantai silang adalah Bekelite, resin urea formaldehida.

Klasifikasi Polimer Berdasarkan Gaya Intermolekuler

Sifat mekanik dan kimia dari polimer tergantung dari gaya intermolekuler seperti gaya van der Waals, ikatan hidrogen, dan tarik-menarik dipol-dipol antara rantai polimer.

Gaya tersebut dilipatgandakan akibat ukuran molekul dan jumlah gugus fungsional yang ada dalam polimer. Berdasarkan gaya intermolekuler, polimer dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

Elastomer

Elastomer adalah polimer yang mempunyai gaya tarik menarik paling lemah. Bentuk elastomer adalah amorf, dengan derajat elastisitas sangat tinggi. Elastomer mempunyai kekuatan untuk memanjang sepuluh kali lipat panjang semula dan kembali lagi ke bentuk asal.

Serat

Serat adalah polimer yang mempunyai gaya inter intermolekuler yang paling tinggi. Karena kuatnya gaya ini, serat mempunyai kuat tarik yang tinggi dan elastisitas yang rendah. Gaya yang terlibat adalah ikatan hidrogen dan interaksi dipol-dipol.

Termoplastik (plastik polimer)

Termoplastik mempunyai gaya intermolekuler yang sedang. Polimer termoplastik jika mempunyai struktur linier bertekstur keras, sedangkan jika bercabang akan lunak. Pada saat dipanaskan, termoplasik akan menjadi lembut, dan kembali mengeras saat didinginkan.

Proses melembut saat pemanasan dan pendinginan dapat diulangi beberapa kali sesuai keinginan tanpa mengubah komposisi kimia polimer. Polietena, polivinil klorida (PVC), teflon, polistirena merupakan contoh termoplastik.

Termoset

Tidak seperti termoplastik, termoset dapat mengalami perubahan komposisi kimia saat mengalami pemanasan. Jika dipanaskan, termoset akan mengeras dan tidak bisa lembut seperti sedia kala.

Pengerasan saat pemanasan adalah karena ikatan silang yang membentuk jaringan polimer tiga dimensi dan maka dari itu hanya bisa dipanaskan sekali. Sebagai contoh termoset adalah kantung plastik kemasan, Bakelit, resin urea-formaldehida, dll.

Klasifikasi Polimer Berdasarkan Sifat Alami Monomer

Berdasarkan sifat alami unit pengulangan monomer, polimer dapat dikategorikan menjadi:

Homo polimer

Homo polimer adalah polimer yang terbuat dari jenis monomer yang sama. Sebagai contoh, polivinil klorida adalah polimer adisi yang mengandung monomer yang sama yaitu vinil klorida.

Kopolimer

Kopolimer terjadi ketika dua atau lebih unit monomer bergabung lewat polimerisasi membentuk polimer. Sebagai contoh adalah nilon 66 terbentuk dari polimerisasi asam adipat dan heksametilendiamin.
Publisher: Unknown - 17.00

Minggu, 24 Maret 2013

Polimerisasi Kondensasi

Pengertian Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi kondensasi adalah proses pembentukan polimer melalui penggabungan molekul-molekul kecil melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi, dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil. Dengan kata lain, polimerisasi kondensasi hanya dilangsungkan oleh monomer yang mempunyai gugus fungsional. Molekul kecil yang dilepaskan biasanya adalah air. Selain itu, metanol juga sering dihasilkan sebagai efek samping polimerisasi kondensasi.

Contoh Polimerisasi Kondensasi

Contoh polimerisasi kondensasi adalah pembentukan selulosa dari monomer (unit ulangan) yaitu glukosa. Glukosa sebanyak n akan bergabung membentuk rantai dan air dengan jumlah (n-1). Pada polimerisasi selulosa, dua monomer glukosa bergabung, mengkondensasikan molekul air, kemudian melepaskan atom oksigen yang menghubungkan dua monomer. Proses ini terus berlanjut sehingga membentuk rantai.

polimerisasi kondensasi selulosa

Contoh lain polimer kondensasi adalah poliester, polikarbonat, poliurea, nilon, aramid, dan poliuretan.
Publisher: Unknown - 17.00

Sabtu, 23 Maret 2013

Polimerisasi Adisi

Pengertian Polimerisasi Adisi

Polimerisasi adisi yaitu penambahan unit monomer yang terus menerus dipacu oleh suatu intermediet, yang biasanya berupa radikal, anion atau kation membentuk polimer. Polimerisasi adisi biasanya terjadi pada unit monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Reaksi adisi mengakibatkan terbukanya ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
polimerisasi adisi

Sebagai contoh, etena yang mempunyai ikatan rangkap jika dipanaskan dengan katalis tertentu akan menjadi polimer:

polimerisasi etena

Jenis-jenis Polimerisasi Adisi

Berdasarkan jenis intermediet, polimerisasi adisi dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:

Polimerisasi adisi radikal bebas

Ketika polimerisasi diinisiasi (dipicu) oleh peroksida, radikal bebas akan terbentuk sebagai intermediet. Banyaknya senyawa tak jenuh seperti alkena dan alkadiena membuat polimerisasi adisi dapat dilangsungkan dengan adanya peroksida seperti benzoil peroksida atau asetil peroksida dengan suhu dan tekanan tinggi.

Sebagai contoh, polimerisasi etena membentuk polietena diikuti oleh polimerisasi radikal bebas. Reaksi dapat berlangsung pada suhu 350-370 K dan tekanan 1000-2000 atm dengan adanya benzoil peroksida sebagai inisiator.

Peroksida menghasilkan radikal bebas yang bereaksi dengan etena membentuk radikal yang lain, yang mana berperan dalam tahap propagasi membentuk rantai polimer. Kombinasi rantai polimer melalui radikal diakhiri saat pereaksi habis.

Polimerisasi adisi kationik

Polimerisasi adisi kationik terinisiasi oleh asam yang ditambahkan pada senyawa berikatan rangkap dua membentuk suatu kation. Kation ini akan berperan pada tahap propagasi untuk membentuk rantai polimer. Contoh polimerisasi adisi kationik adalah pembentukan karet poliisobutilen dari bahan isobutilena. Asam yang digunakan biasanya adalah asam fosfat dan asam sulfat, yang berperan sebagai inisitor.

Polimerisasi adisi anionik

Anion dapat berperan sebagai agen inisitor dalam reaksi polimerisasi. Umumnya, senyawa vinil dapat menjadi anion yang terstabilkan oleh delokalisasi. Contoh senyawa yang dapat mengalami polimerisasi adisi anionik adalah stirena, diena, metakrilat, vinil piridin, aldehida, epoksida, siloksana siklis, dan lakton. Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa tersebut dapat mengalami delokalisasi dengan adanya anion. Inisiator yang digunakan untuk polimerisasi adisi anionik adalah logam ionik maupun kovalen seperti amida, alkoksida, hidroksida, sianida, fosfina, amina, dam senyawa organometalik.
Publisher: Unknown - 17.00

Jumat, 22 Maret 2013

Polimer

Pengertian Polimer

Polimer merupakan senyawa kimia yang mempunyai massa molekul sangat tinggi dan tersusun dari unit ulangan sederhana yang tergabung melalui proses polimerisasi. Kata polimer berasal dari bahasa Yunani πολύς (polus yang berarti banyak) dan μέρος (meros yang berarti bagian), yang mana menunjuk pada struktur polimer yang tersusun atas unit ulangan.

molekul polimer

Unit ulangan polimer adalah molekul sederhana bermassa rendah yang disebut dengan monomer. Polimer terbuat dari ratusan hingga ribuan unit monomer, hampir sama dengan makromolekul. Contoh makromolekul adalah karbohidrat, lipida dan protein, sedangkan contoh polimer adalah PVC, polietena. Semua polimer merupakan makromolekul, sedangkan tidak semua makromolekul adalah polimer.

Polimer mempunyai banyak variasi sifat, dan itulah mengapa polimer mempunyai banyak sekali kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Di era modern, hampir setiap bagian hidup manusia melibatkan polimer. Termasuk jenis polimer antara lain plastik, elastomer, serat, cat dan bahan pelapis. Penggunaan polimer dalam perkakas rumah tangga, alat transportasi, alat komunikasi dan alat elektronika sangat besar cakupannya.

Penggunaan Polimer

Polimer sangat besar manfaatnya dalam kehidupan manusia. Contoh kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah:
  1. Poliuretan, polimer dari etilen glikol dan etilen diisosianat digunakan untuk industri cat dan isolator panas.
  2. Polivinil klorida (PVC) digunakan untuk membuat pipa paralon, mainan, pembungkus kabel, botol, dsb.
  3. Polistirena digunakan untuk bahan televisi dan radio.
  4. Poliakrilonitril digunakan untuk serat orlon dan film akrilon.
  5. Kevlar digunakan untuk pembuatan baju anti peluru.
  6. Polimetaakrilat (kaca akrilik) digunakan untuk bahan elektronika.
  7. Lateks digunakan untuk bahan material polivinil asetat.
  8. Poliester digunakan untuk membuat bahan pakaian.

Polimerisasi

Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer dari unit monomer. Berdasarkan mekanismenya, polimerisasi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Polimerisasi adisi adalah peristiwa pembentukan polimer oleh penggabungan monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Sedangkan polimerisasi kondensasi adalah pembentukan polimer melalui penggabungan monomer yang mempunyai gugus fungsi yang dapat bereaksi.

Publisher: Unknown - 17.00

Kamis, 21 Maret 2013

,

Reaksi Dekarboksilasi

Dekarboksilasi adalah lepasnya CO2 dari gugus karboksil suatu senyawa. Hampir semua asam karboksilat jika dipanaskan pada suhu tinggi mengalami reaksi dekarboksilasi termal.
Pada suhu sedang, sebagian besar asam karboksilat tidak mengalami dekarboksilasi tetapi hanya melebur atau mendidih. Yang termasuk perkecualian adalah asam karboksilat yang mengandung gugus karbonil pada posisi β. Asam dengan tipe ini mengalami dekarboksilasi dengan cepat pada suhu sedang.
Reaksi dekarboksilasi seperti di atas merupakan sifat unik dari asam 3-oksokarboksilat (suatu asam β-keto) karena memang tidak dijumpai pada asam-asam β-keto yang lain.

Keberadaan gugus karbonil yang berposisi β mempermudah dekarboksilasi, termasuk pula pada gugus -COOH atau -COOR (ester). Sebagai contoh, asam malonat dan asam malonat yang tersubstitusi akan mengalami dekarboksilasi bila dipanaskan pada suhu sedikit di atas titik leburnya.
Publisher: Unknown - 17.00

Rabu, 20 Maret 2013

,

Reaksi Esterifikasi

Pengertian Reaksi Esterifikasi

Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
esterifikasi


Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º > alkohol 2º > alkohol 3º.

Contoh Reaksi Esterifikasi

Contoh reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam asetat dan etanol membentuk etil asetat. Reaksinya adalah:
esterifikasi etil asetat

Mekanisme Reaksi Esterifikasi

Seperti banyak reaksi aldehida dan keton, esterifikasi asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif, dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud. Inilah mekanisme reaksi esterifikasi:
mekanisme esterifikasi


Perhatikan bahwa dalam reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah ikatan C-O asam karboksilat dan bukan -OH dari asam atau ikatan C-O dari alkohol.

Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Satu teknik untuk mencapainya adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara berlebihan. Teknik lain yaitu membuang salah satu produk dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi air secara azeotropik).

Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat antara, laju pembentukan ester akan menurun. Rendemen esternya pun berkurang. Alasannya ialah karena esterifikasi itu merupkan suatu reaksi yang bersifat dapat balik dan spesies yang kurang terintangi (pereaksi) akan lebih disukai. Jika suatu ester yang meruah (bulky) harus dibuat, maka lebih baik digunakan jalur sintesis lain, seperti reaksi antara alkohol dengan suatu anhidrida asam atau klorida asam, yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan dapat bereaksi secara tak dapat balik.

Ester fenil umumnya tidak dibuat dengan secara langsung dari fenol dan asam karboksilat karena kesetimbangan cenderung bergeser ke sisi pereaksi daripada produk. Ester fenil dapat diperoleh dengan menggunakan derivat asam yang lebih reaktif.
Publisher: Unknown - 17.00

Selasa, 19 Maret 2013

,

Pembuatan Asam Karboksilat dalam Industri

Asam asetat merupakan asam karboksilat yang terpenting dan dibuat dengan beberapa cara, di antaranya adalah:
pembuatan asam asetat
Sumber utama asam karboksilat alifatik adalah lemak hewani atau minyak nabati. Dari lemak/minyak tersebut dapat diperoleh berbagai asam karboksilat rantai lurus (tidak bercabang) dengan kemurnian lebih dari 90% dan jumlah atom karbon C dalam asam karboksilat tersebut selalu genap yaitu 6 sampai dengan 18 buah. Dari kenyataan bahwa sebagian besar asam karboksilat diperoleh dari minyak/lemak, lahirlah istilah asam lemak. Melalui proses reduksi, asam-asam yang diperoleh dari lemak/minyak diubah menjadi alkohol dan selanjutnya alkohol tersebut diubah menjadi senyawa lain yang berantai lurus dan panjang.

Asam karboksilat aromatik yang terpenting adalah asam benzoat dan asam ftalat. Dalam industri, kedua asam ini dibuat dengan cara oksidasi oleh oksigen dalam udara disertai bantuan katalis.
sintesis asam benzoat ftalat

Toluena dan o-xilena yang digunakan dalam reaksi di atas diperoleh dari minyak bumi melalui proses catalytic reforming. Khusus untuk pembuatan asam ftalat, di samping menggunakan cara oksidasi o-xilena, juga dapat dibuat dari oksidasi naftalena yang terkandung dalam ter batubara.
Publisher: Unknown - 17.00

Senin, 18 Maret 2013

,

Tata Nama Asam Karboksilat

Tata nama asam karboksilat atau asam alkanoat menggunakan aturan IUPAC dan nama umum / trivial.

Nama IUPAC Asam Karboksilat

Rumus umum untuk asam karboksilat alifatik adalah RCOOH dan untuk asam karboksilat aromatik adalah ArCOOH. Nama IUPAC untuk asam karboksilat alifatik tersebut diturunkan dari nama alkana untuk rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus karboksil, dengan meniadakan akhiran -a pada nama alkana tersebut dan menggantinya dengan akhiran -oat, kemudian di depan ditambahkan kata asam. Maka dari itu, asam karboksilat sering disebut sebagai asam alkanoat. Penomoran pada rantai terpanjang dimulai pada atom karbon gugus karboksil. Sebagai contoh, HCOOH mempunyai nama IUPAC asam metanoat, sedangkan CH3COOH adalah asam etanoat.

Untuk nama asam karboksilat aromatik, ArCOOH yang diturunkan dari benzena dengan rumus struktur C6H5COOH diberi nama asam benzoat.

Dalam tata nama IUPAC asam karboksilat, gugus -COOH mempunyai prioritas paling tinggi, sehingga dalam penomoran pada rantai atom karbonnya, atom C pada gugus -COOH diberi nomor urut pertama.

Asam-asam dikarboksilat diberi nama dengan menambahkan dioat pada nama alkana untuk rantai atom karbon terpanjang yang mengandung kedua gugus karboksil. Nomor atom C gugus karboksil tidak perlu ditunjukkan apabila kedua gugus karboksil berada pada ujung-ujung rantai atom karbonnya. Contoh:

Untuk asam dikarboksilat aromatik yang diturunkan dari benzena digunakan akhiran dikarboksilat. Contoh:

Nama Trivial Asam Karboksilat

Asam-asam karboksilat alifatik telah dikenal jauh sebelum perkembangan teori struktur dan tata nama IUPAC. Nama trivial untuk asam-asam tersebut berkaitan dengan nama sumbernya atau ciri-ciri khas yang dimilikinya. Dalam tabel di bawah ini tercantum nama trivial asam karboksilat rantai lurus tak bercabang.

Dalam nama trivial, adanya gugus karbonil dalam suatu asam karboksilat tersubsitusi ditunjukkan dengan awalan keto-. Contoh:

Asam karboksilat di atas dapat juga diberi nama asam asetoasetat, karena dapat dianggap sebagai asam asetat yang sebuah atom H digantikan oleh gugus CH3C=O (gugus asetil atau aseto).

Inilah tabel tata nama asam karboksilat lengkap:


Atom KarbonNama UmumNama IUPACRumus KimiaDitemukan di
1Asam formatAsam metanoatHCOOHSengatan serangga
2Asam asetatAsam etanoatCH3COOHCuka
3Asam propionatAsam propanoatCH3CH2COOHPengawetan gandum
4Asam butiratAsam butanoatCH3(CH2)2COOHMentega tengik
5Asam valeratAsam pentanoatCH3(CH2)3COOHValerian
6Asam kaproatAsam heksanoatCH3(CH2)4COOHLemak kambing
7Asam enantatAsam heptanoatCH3(CH2)5COOH
8Asam kaprilatAsam oktanoatCH3(CH2)6COOHKelapa dan santan
9Asam pelargonatAsam nonanoatCH3(CH2)7COOHPelargonium
10Asam kapratAsam dekanoatCH3(CH2)8COOH
11Asam undesilatAsam undekanoatCH3(CH2)9COOH
12Asam lauratAsam dodekanoatCH3(CH2)10COOHMinya kelapa dan sabun
13Asam tridesilatAsam tridekanoatCH3(CH2)11COOH
14Asam miristatAsam tetradekanoatCH3(CH2)12COOHPala
15Asam pentadekanoatCH3(CH2)13COOH
16Asam palmitatAsam heksadekanoatCH3(CH2)14COOHMinyak palem
17Asam margaratAsam heptadekanoatCH3(CH2)15COOH
18Asam stearatAsam oktadekanoatCH3(CH2)16COOHCoklat, lilin, sabun, minyak
20Asam arakhidatAsam ikosanoatCH3(CH2)18COOHKacang tanah

Publisher: Unknown - 17.00

Minggu, 17 Maret 2013

,

Golongan Asam Karboksilat

Pengertian Asam Karboksilat

Asam karboksilat atau asam alkanoat adalah senyawa organik yang mempunyai gugus -COOH, atau yang sering disebut gugus karboksil. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil. Interaksi antara kedua gugus ini mengakibatkan reaktivitas kimia yang unik untuk asam karboksilat.

Asam karboksilat mempunyai sifat kimia yang menonjol, yaitu bersifat asam. Jika dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO3 (dengan pKa sekitar 1), asam karboksilat adalah asam lemah (dengan pKa sekitar 5). Asam karboksilat lebih asam daripada alkohol atau fenol, terutama karena stabilisasi-resonansi anion karboksilatnya, RCOO-.
resonansi karboksilat

Kegunaan Asam Karboksilat

Asam karboksilat mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Asam asetat (asam cuka) telah dikenal manusia berabad-abad lamanya. Asam oleat merupakan suatu asam lemak, dan juga termasuk senyawa penyusun lemak. Inilah rumus struktur asam oleat.

Senyawa aspirin (asam asetil salisilat) termasuk asam karboksilat, diproduksi secara massal sebagai obat sakit kepala. Rumus struktur aspirin adalah sebagai berikut:

Prostaglandin merupakan asam karboksilat yang bermanfaat sebagai regulator proses biologi makhluk hidup. Prostaglandin merupakan asam karboksilat yang cukup rumit.

Publisher: Unknown - 17.00

Sabtu, 16 Maret 2013

,

Reaksi Kondensasi Aldol

Kondensasi Aldol

Reaksi kondensasi aldol dapat dilangsungkan oleh senyawa aldehida yang mempunyai hidrogen α. Reaksi kondensasi aldol terjadi pada satu jenis aldehida dengan adanya asam atau basa encer. Senyawa hasil reaksi kondensasi aldol adalah aldehida β-hidroksi yang sering disebut dengan senyawa aldol. Senyawa aldol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi aldehida dan alkohol sekaligus.

Kondensasi Aldol Silang

Kondensasi aldol yang terjadi pada aldehida yang berbeda disebut dengan kondensasi aldol silang. Reaksi kondensasi aldol silang terjadi jika kedua aldehida mempunyai hidrogen α.

Kondensasi Aldol Ketonik

Senyawa golongan keton kurang reaktif untuk melangsungkan reaksi kondensasi aldol dibandingkan golongan  aldehida. Namun demikian, sejumlah sedikit produk reaksi masih dapat dihasilkan. Produk kondensasi aldol senyawa keton akan mengalami dehidrasi secara cepat membentuk produk terstabilisasi resonansi. Adanya dehidrasi membuat reaksi kondensasi aldol mengalami kompleksasi.

Siklisasi Via Kondensasi Aldol

Kondensasi aldol internal, yaitu kondensasi yang dialami dua gugus karbonil pada satu rantai senyawa yang sama akan membentuk cincin.

Kondensasi Benzoin

Aldehida aromatik membentuk produk kondensasi ketika dipanaskan dengan ion sianida yang dilarutkan dalam alkohol berair. Reaksi kondensasi ini mengarahkan pada pembentukan α-hidroksi keton.

Sianida merupakan satu-satunya katalis yang dapat digunakan karena mempunyai sifat yang unik. Sebagai contoh, ion sianida merupakan nukleofil yang kuat, sebuah gugus lepas (leaving group) yang baik. Maka ketika ion sianida terikat pada gugus karbonil aldehida, intermediet yang terbentuk terstabilkan oleh resonansi antara molekul dan ion sianida. Kondensasi benzoin selalu diakhiri dengan penataan ulang (rearrangement).
Publisher: Unknown - 17.00

Jumat, 15 Maret 2013

,

Pembuatan Aldehida dan Keton

Aldehida dan keton merupakan senyawa organik yang bermanfaat dalam kehidupan. Salah satu aldehida yang paling terkenal adalah formaldehida yang digunakan untuk pengawetan di dunia medis.


Inilah reaksi pembuatan aldehida dan keton:

Ozonolisis Alkena

Alkena bereaksi dengan ozon membentuk ozonida yang diikuti pembelahan reduktif dengan serbuk zink dan air atau H2/Pd menghasilkan aldehida, keton maupun campuran keduanya tergantung pola substitusi alkena yang digunakan.


Serbuk zink dapat digunakan untuk mengeliminasi molekul H2O2 yang terbentuk saat reaksi, yang selanjutnya dapat mengoksidasi aldehida membentuk asam karboksilat. Dengan alkena yang sesuai, maka aldehida dan keton yang diharapkan dapat terbentuk.

Hidrasi Alkuna

Etuna jika direaksikan dengan air dengan adanya H2SO4 and HgSO4 membentuk asetaldehida. Hidrasi alkuna yang lain pada kondisi yang sama akan juga dapat menghasilkan keton. Contoh:

Oksidasi Toluena

Oksidasi suatu senyawa aromatik yang mengikat gugus metil pada cincin benzena dengan adanya krom trioksida (CrO3) dan anhidrida asetat diikuti dengan hidrolisis menghasilkan benzaldehida.

Oksidasi lebih lanjut benzaldehida menghasilkan asam benzoat dapat dicegah dengan anhidrida asetat sebagai turunan benziliden diasetat tak-teroksidasi. Reaksi ini dinamakan reaksi Etard.

Reaksi Nitril

Reduksi  parsial senyawa nitril dengan dengan timah klorida terasamkan (SnCl2/HCl) pada temperatur kamar menghasilkan aldehida. Pada tahap pertama imina hidroklorida terbentuk yang selanjutnya terhidrolisis dengan air mendidih menghasilkan aldehida. Jenis spesifik reduksi nitril disebut reaksi reduksi Stephen.

SnCl2 + 2HCl → SnCl4 + 2 H+

Dengan cara yang sama, benzonitril menghasilkan benzaldehida.

Keton dapat diperoleh ketika reagen Grignard direaksikan dengan nitril. Intermediet garam imina terbentuk pada reaksi hidrolisis pembentukan keton.

Okdisasi Alkohol

Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mensintesis aldehida dan keton. Reaksi oksidasi alkohol primer akan membentuk aldehida, sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton.
Publisher: Unknown - 17.00

Kamis, 14 Maret 2013

,

Reaksi Reduksi-Oksidasi Aldehida dan Keton

Aldehida dan keton sama-sama mempunyai gugus karbonil. Dengan demikian, sifat fisika dan kimia aldehida dan keton hampir sama. Aldehida dan keton dapat dikenai reaksi reduksi maupun oksidasi, dan menghasilkan senyawa organik golongan lain.

Oksidasi Aldehida dan Keton

Reaksi oksidasi terhadap aldehida menggunakan reagen oksidator yang bervariasi akan menghasilkan asam karboksilat. Oksidator yang paling umum digunakan untuk aldehida adalah kalium dikromat. Aldehida juga dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat oleh oksigen bebas di udara.
oksidasi benzaldehida asam benzoat

Senyawa golongan keton sukar dioksidasi menggunakan oksidator apa pun, termasuk kalium dikromat dan oksigen molekuler. Aldehida mudah dioksidasi sedangkan keton tidak bisa dioksidasi. Perbedaan kedua golongan senyawa ini secara sederhana dapat diketahui melalui suatu uji.

Untuk menentukan suatu zat apakah aldehida atau keton, dapat dilakukan langkah  pengujian dengan oksidator ringan. Jika dapat dioksidasi, maka senyawa tersebut adalah aldehida, sedangkan jika tidak maka senyawa tersebut pasti golongan keton. Pengujian sederhana ini dapat menggunakan pereaksi Tollens melalui reaksi cermin perak. Reaksi cermin perak adalah sebagai berikut:
reaksi cermin perak

Reduksi Aldehida dan Keton

Aldehida direduksi menghasilkan alkohol primer, sedangkan keton menghasilkan alkohol sekunder.
reduksi aldehida keton

Reduksi ikatan rangkap C=O lebih sulit direduksi daripada ikatan rangkap C=C. Dengan demikian, jika suatu senyawa mengandung gugus C=O dan C=C dikenai reaksi reduksi, maka C=C akan tereduksi terlebih dahulu.
Publisher: Unknown - 17.00

Rabu, 13 Maret 2013

,

Sifat Fisika dan Kimia Aldehida-Keton

Sifat Kimia Aldehida dan Keton

Secara umum, aldehida dan keton mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan alkena karena adanya gaya tarik menarik dipol-dipol yang lebih kuat. Aldehida dan keton merupakan senyawa polar. Perbedaan elektronegativitas antara atom penyusun gugus karbonil (atom C dan O) sangatlah besar.

Aldehida dan keton mempunyai titik didih yang lebih rendah dibandingkan alkohol. Tidak seperti gugus hidroksi yang dimiliki oleh alkohol, gugus karbonil tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian, aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan alkohol. Maka dari itu, aldehida dan keton lebih larut dalam air dibandingkan alkena.

Sifat Fisika Aldehida dan Keton

Aldehida dengan rantai satu (formaldehida) berbentuk gas. Asetaldehida (rantai dua) berwujud cairan dengan titik didih 21º C. Aldehida dan keton dengan panjang rantai karbon 3-12 juga berbentuk cairan tak berwarna. Jika lebih panjang dari tiga rantai, maka aldehida dan keton berbentuk padat.
Publisher: Unknown - 17.00

Selasa, 12 Maret 2013

,

Tata Nama Keton

Keton mempunyai tata nama IUPAC dan umum (trivial). Penjelasan tata nama keton adalah sebagai berikut:

Nama IUPAC Keton

Tata nama IUPAC pada keton hanya mengganti akhiran -a pada alkana dengan -on untuk keton dengan jumlah rantai karbon yang sama. Sebagai contoh, jika dalam alkana ada propana, maka dalam keton ada propanon, yang masing-masing mempunyai jumlah rantai karbon yang sama, yaitu tiga. Keton merupakan salah satu senyawa karbonil, yang artinya mempunyai gugus karbonil (C=O) pada strukturnya. Oleh karena rumus umum keton adalah R(C=O)R', maka keton yang paling pendek adalah propanon.
propanon

Nomor posisi gugus karbonil dalam rantai karbon ditulis di bagian depan. Jika ada gugus fungsi lain, maka penomoran dimulai dari atom C ujung yang berdekatan dengan gugus karbonil. Contoh:

Nama Trivial Keton

Pemberian nama trivial untuk keton menggunakan cara yang sama untuk eter, yaitu dengan cara menyebutkan gugus-gugus yang terikat pada gugus karbonil, kemudian diikuti dengan menyebutkan kata keton.
aseton
Ada juga nama populer untuk keton. Sebagai contoh, dimetil keton sering disebut aseton, sedangkan fenil metil keton disebut dengan asetofenon. Inilah rumus struktur asetofenon.
rumus struktur asetofenon

Nama trivial untuk keton juga dapat menggunakan sistem α, β, γ sesuai dengan posisi substituen yang terikat dihitung dari gugus karbonil. Contoh:
Publisher: Unknown - 17.00